top of page

ASEAN Literary Festival

  • ASEAN Literary Festival
  • May 5, 2016
  • 2 min read

ASEAN Literary Festival 2016 Hadirkan José Ramos-Horta Jakarta - Setelah sukses dengan gelaran pertama dan keduanya di 2014 dan 2015, ASEAN Literary Festival (ALF) kembali digelar di Jakarta. Berlangsung selama empat hari dari 5 hingga 8 Mei 2016, ALF akan dibuka dengan ceramah dari Peraih Nobel Perdamaian, José Ramos-Horta.


Hadirnya José Ramos-Horta di festival ini, meneruskan tradisi kuliah umum yang sekaligus menjadi pembuka gelaran festival. Sebelumnya, pada ALF pertama 2014 hadir penyair Pete Lacaba dari Filipina yang berjuang melawan rezim pemerintahan Marcos, sementara pada ALF kedua 2015 hadir Ma Thida, penulis dari Myanmar yang mengisahkan perlawanan terhadap junta militer. Ketiganya dianggap sama-sama konsisten memperjuangkan kebebasan, hak asasi manusia dan kemanusiaan.


Mengusung topik Kebebasan dan Perdamaian, José Ramos-Horta akan menyampaikan beberapa penggalan kisah dan upaya perdamaian yang dilakukannya serta bagaimana mengatasi konflik dan kekerasan yang saat ini sering terjadi. Tema ini bersesuaian dengan topik yang diusung gelaran ALF tahun ini bertajuk "The Story of Now".


Menurut Okky Madasari, Direktur Program ALF 2016, tema ALF tahun ini beranjak dari apa yang terjadi di sekitar masyarakat dan dekat dengan keseharian; dari mulai kekerasan dan konflik yang sering terjadi, sikap abai terhadap kelestarian lingkungan, hingga perkembangan teknologi yang mengedepankan sikap individualitas. Semuanya menjadi topik menarik untuk dikupas, dan sekaligus mempertanyakan sejauh mana peran sastra dan produk budaya dalam membangun kesadaran masyarakat untuk sama-sama peduli terhadap isu kemanusiaan.


Tentang isu perdamaian

Bersama Uskup Carlos Ximenes Belo, José Ramos-Horta meraih penghargaan Nobel Perdamaian 1996. Komite Nobel menilai, Ramos-Horta telah berjuang menyuarakan ketertindasan yang dialami masyarakat Timor Leste (dulunya Timor Timur) dari 1975 hingga 1999 di tingkat internasional. Ia memang tidak angkat senjata, tapi upaya tanpa lelahnya sebagai juru bicara masalah Timor Timur di tingkat internasional turut memperjuangkan hak masyarakat Timor.


Nobel perdamaian yang diraihnya tersebut dianggap turut berperan penting hingga kemerdekaan Timor Leste dan menjadi negara sendiri pada 2002. Pria kelahiran Dili, 26 Desember 1949 ini pun pernah menjabat Perdana Menteri Timor Leste 2006-2007, dan menjadi Presiden Timor Leste ke-2 periode 2007-2008.


José Ramos-Horta hadir dalam sesi Kuliah Umum pada pembukaan ASEAN Literary Festival 2016 pada Kamis, 5 Mei 2016, pukul 19:00 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta.


ASEAN Literary Festival: www.aseanliteraryfestival.com.


Informasi lebih jauh mengenai program ALF 2016 dapat menghubungi Rai Rahman Indra.

Ph +6282114344757. M: aseanliteraryfest@gmail.com.



Comments


what do you think of this post?

bottom of page