"Lena Tak Pulang" karena Skripsi
Naskah Lena Tak Pulang milik Muram Batubara lagi–lagi di adaptasi ke dalam pertunjukkan teater. Lena Tak Pulang adalah salah satu naskah pemenang dalam Lomba Penulisan Naskah Teater Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006. (15/05) Teater Boemi Bekage mencoba membuatnya ke dalam pertunjukan teater dengan memberikan perubahan di beberapa konflik yang diceritakan. Teater Boemi Bekage adalah salah satu kegiatan mahasiswa Fakultas Geografi dalam bidang seni di Universitas Gadjah Mada.
Cerita asli dalam naskah Lena Tak Pulang adalah tentang seorang anak perempuan bernama Lena yang tidak pulang ke rumah. Lena adalah anak dari sepasang suami-istri, Lena merasa bahwa dirinya tidak pernah diperhatikan oleh kedua orangtuanya dan ia membutuhkan rumah yang "benar–benar rumah". Secara pagar plot, Teater Boemi tetap menggunakan pagar dari plot cerita asli, tetapi konflik yang ditambahkan adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari–hari dan sedang berlangsung. Salah satunya adalah isu LGBT yang ditampakkan oleh sutradara dalam menyajikan pertunjukan tersebut. “Isu tersebut dianggap sesuai karena berhubungan dengan tema 'metamorfosis' yang artinya penyikapan dalam isu-isu yang terjadi akhir-akhir ini”, kata Adrea selaku sutradara.
Pertunjukkan di awal dibuka dengan penampilan siluet pemain tanpa dialog dengan iringan musik gitar. Bayangan tersebut adalah adegan sepasang perempuan yang sama sama menari. Tiba–tiba ada perempuan, yaitu Lena, berlari–lari di kejar oleh aparat kepolisian. Cerita berganti di ruang tamu. Sepasang suami istri yang didatangi oleh aparat penyidik yang memberikan surat panggilan untuk Lena tentang ketidakhadiran pada sidang kedua, penyidik tersebut mengatakan bahwa telah melihat Lena berada di tempat prostitusi. Ibunya menjadi panik, sampai tamu kedua datang, yaitu tetangganya, yang menceritakan bahwa ada gosip kehamilan tentang Lena. Ayah dan Ibunya lagi–lagi kembali berdebat dan Ibunya mulai mengkhawatirkan kondisi Lena. Sampai ada tamu terakhir, yaitu teman perempuan Lena. Ia mengaku kalau mempunyai hubungan yang lebih dengan Lena. Tidak lama sebelum temannya pulang, Lena datang dan menyuruh temannya untuk pulang. Ternyata, Lena malah mendapat kemarahan dari Ayahnya tentang semua berita yang diterima. Lena merasa kesal karena ia merasa tidak pernah didengar, padahal Lena sedang melakukan penelitian skripsi di tempat prostitusi. Lena ingin membahagiakan orangtuanya, tetapi ia malah mendapat kemarahan.
Pertunjukkan ini menjadi sangat menyenangkan, karena hampir semua dialog atau adegan dari masing–masing karakter bisa membuat penonton tertawa. Ditambah dengan bahasa dan logat Jogja yang sering dipakai. Akhir ceritanya juga memang menjadi “mahasiswa” sekali karena konflik yang dibangun adalah hubungan orangtua dan anak yang kemudian dibalut dengan adegan sang anak yang berusaha membuat bahagia orangtua dengan memberikan hasil skripsi. Seperti yang dikatakan sutradara, terkadang orangtua selalu mempunyai pikiran yang berlebihan tentang anaknya, sedangkan anaknya tidak berbuat seperti yang dipikirkan orangtuanya sendiri. Seorang anak akan selalu berusaha membahagiakan orangtuanya, tentu dengan cara dan takarannya masing–masing.