Full House Komedi Tali Jodo
Satu minggu sebelum pementasan berjudul Komedi Tali Jodo dipersembahkan pada tanggal 27 dan 28 Mei 2016 di Graha Bhakti Budaya, tim Narasastra diundang untuk meliput pementasan karya Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Agus Noor tersebut. Maudy Koesnaedi yang lebih dikenal sebagai Zaenab dalam sinetron oldschool, Si Doel Anak Sekolahan, ikut memeriahkan pementasan komedi kali ini. Pementasan yang dilakonkan oleh Maudy ini adalah pementasan pertama pada tahun 2016 dari program Indonesia Kita di bawah naungan Bakti Budaya Djarum Foundation. Pada tahun ini, Indonesia Kita mengangkat tema “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan”. Sejak tahun 2011, Indonesia Kita tercatat rutin mengadakan pertunjukan, antara lain: Laskar Dagelan, Beta Maluku, Kartolo Mbalelo, Mak Jogi, Kutukan Kudungga, Kadal Nguntal Negara, Kabayan Jadi Presiden dan Maling Kondang, Nyonya-Nyonya Istana, Orde Omde, dan masih banyak lagi. Komedi Tali Jodo adalah pementasan ke-19 yang baru hadir pada tahun ini dengan mengangkat warisan budaya lenong Betawi. Harga tiket masuk dibagi menjadi empat kelas, yaitu Balkon, VIP, VVIP, dan Platinum yang dibandrol mulai dari Rp 100.000,00 hingga Rp 500.000,00.
Seperti tema pementasan tahun ini, yaitu warisan budaya lenong Betawi, unsur-unsur dalam cerita sungguh kental dengan nuansa masyarakat inlander Jakarta. Ditambah dengan lagu-lagu warisan karya almarhum Benyamin S. yang digubah ulang dengan apik untuk mengiringi perjalanan lakon, pementasan kali ini terasa begitu hidup. Ide cerita lakon ini terasa cukup sederhana dan mudah dipahami karena isu yang diangkat merupakan masalah masyarakat urban masa kini. Cinta, persahabatan, dan politik menjadi permasalahan kehidupan tiga orang sahabat yang mencari peruntungan di Jakarta. Prinsip mereka “satu untuk semua, semua untuk satu” diuji oleh kerasnya kehidupan di Ibu kota untuk melihat sejauh mana prinsip mereka dapat bertahan. Berawal dari masalah perempuan diantara tiga sahabat tersebut yang kemudian menjalar hingga ranah politik di mana salah seorang dari mereka dimanfaatkan oleh kaum borjuis untuk memenuhi kepentingan bisnis. Pada akhirnya, hal tersebut membuat kehancuran dalam persahabatan tiga serangkai tersebut.
Lakon Komedi Tali Jodo ini dipadati oleh pesohor-pesohor dalam dunia lawak Indonesia. Tokoh-tokoh kalangan tua sampai dengan yang muda dapat kita temukan dalam lakon ini sehingga membuat jalannya lakon begitu kaya. Nama-nama besar inilah yang membuat Komedi Tali Jodo begitu diminati oleh para penonton. Tokoh-tokoh dari kalangan tua yang sudah tidak asing dalam kancah dunia hiburan, seperti Mandra, Miing Bagito, Didin Bagito, Trio GAM, serta Marwoto ikut menemani Maudy Koesnaedi dalam satu panggung. Banyolan penuh satire dan acap kali menyinggung nama pejabat hingga Gubernur DKI terus dilontarkan oleh para pelakon. Komedi satire yang dilontarkan oleh Maudy kepada Mandra karena pernah masuk bui atau Didin yang mengatakan kakaknya—Miing—akhirnya kembali ke dunia lawak karena gagal dalam dunia politik, justru menambah keintiman antara penonton dan pelakon yang membuat suasana pementasan menjadi lebih hidup. Kalangan muda yang diisi oleh—tiga sahabat—Cak Lontong, Akbar Stand Up Comedy,dan Arie Kriting ikut mengguncang perut penonton dengan kelakar khas mereka. Dengan pemikiran-pemikiran absurd Cak Lontong, keluguan orang desa dari Akbar, serta kerasnya orang Timur khas Arie Kriting, ikut menambah kemeriahan pementasan. Kelompok Teater Abnon dan Jakarta Street Music berperan sebagai penari dan pemusik dalam jeda pergantian set panggung. Kemahiran mereka sudah tidak diragukan lagi dalam mengisi sebuah pementasan. Setelah pementasan berakhir, Butet Kartaredjasa naik ke atas panggung untuk mengucapkan terima kasih kepada semua elemen pendukung. Ia juga mengingatkan pementasan Indonesia Kita berikutnya bertajuk Dua Tanda Cinta sebuah pementasan musikal keroncong yang akan diselenggarakan pada 29 dan 30 Juli 2016. Menurut penulis, dengan atau tanpa diingatkan kembali akan pementasan berikutnya, penulis cukup yakin kuota tiket yang diberikan Indonesia Kita akan terjual habis seperti lakon-lakon sebelumnya.